![]() |
Credit |
“Hanya ada 2 jenis anak muda di dunia. Mereka yang menuntut perubahan.Mereka yang menciptakan perubahan. Silakan pilih perjuanganmu.” ― Pandji Pragiwaksono, NASIONAL.IS.ME
Halo apa kabarnya KPI
tercinta saat ini? Semoga makin jaya tentunya dan para KPIers nya makin
hebat-hebat. (KPIers itu istilah untuk anggota KPI. Eh itu sih dulu gak tau
sekarang, masih pakai istilah itu apa udah ganti. Tapi ditulisan kita kali ini
masih pake KPIers yah).
***
Kali ini kita akan
kembali ke masa tujuh tahun yang lalu, saat pendiri KPI mulai menyusun rencana
pembetukan UKM ini. Saya belum tahu betul motif pendiriannya selain menjadi
wadah pengembangan budaya ilmiah di kampus Unhas. Iya sisa kalimat itu yang
masih mengalir dialam bawah sadar saya semenjak demisioner jadi dewan
konsultatif beberepa tahun yang lalu.
Mungkin sedikit dari
kita yang sadar tentang mengapa kita menjadi KPIers. Iya termasuk saya, mantan
pengurus di KPI masih bertanya-tanya tentang itu. Apa yang menjadi dasar saya
menjadi KPIers dulunya?
Ingin menang lomba? Ah itu
karena memang udah punya skill dari
dulu saja.
Ingin jalan-jalan? Hmm
itu terlalu egois untuk gabung di organisasi.
Ingin cari pengalaman? Oh
yah. Bukannya di tempat lain juga bisa.
Ingin belajar? Yakin KPI
bisa mengajarkanmu lebih baik.
Ingin mengemban budaya
ilmiah? Ah itupun masih terlalu teoritis.
Tapi setidaknya beragam
tujuan-tujuan tersebut ada disetiap alasan KPIers mengisi formulir pendaftaran.
Tapi saya percaya akan satu kemungkinan bahwa jauh sebelum kita masuk di Unhas,
Tuhan telah menitipkan nama kita didalam lembaran orang-orang yang akan
mengemban budaya ilmiah itu.
***
“Jangan tanyakan apa yang negara ini berikan kepadamu tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan kepada negaramu.”
― John F. Kennedy
Andaikan Negara itu
adalah organisasi. Maka quotes ini mengajarkan kita tentang rasa cinta terhadap
organisasi (sense of belonging). Tapi
sebenarnya kita tidak bisa menjadi orang munafik, Jangan menjadi tumbal untuk
organisasi. Ingat tujuan awal kita tergabung didalamnya. Sense of belonging akan bangkit dengan sendirinya, saat kita
mulai nyaman dan bahagia berada di dalamnya. Mungkin saat setiap nafas dan
gerak langkah kita selalu terpikirkan tentang KPI. Tahapan awal itu saat kita
mulai merasa bahwa KPI sudah memberikan sesuatu kepada kita, maka kita juga harus
memberikan sesuatu kepadanya.
Ingat kalau Unit
kegiatan mahasiswa keilmuan dan penalaran ilmiah Universitas Hasanuddin (UKM
KPI Unhas) adalah sebuah wadah bagi mahasiswa yang memiliki passion dibidang penulisan, penelitian,
dan penalaran yang tentunya bersifat ilmiah. Ilmiah dalam hal ini artinya bisa
dibuktikan dengan kebenaran bukan dengan manipulasi atau kebohongan. Hehe..
Kita kembali ke Budaya
Ilmiah. Sebenarnya tujuan budaya ilmiah itu secara komprehensif seperti apa? Sampai
saat ini saya hanya meyakini bahwa suatu saat peradaban dunia akan diisi dengan
mereka orang-orang yang berilmu dan berakhlak baik. karena Ilmu tanpa akhlak baik laksana api tanpa kayu bakar. ilmu yang ada ibarat api. Lalu ingin mengambil dan memindahkan api itu kita butuh akhlak sebagai kayu bakarnya.
Jadi, untuk meraih
cita-cita yang mulia ini pastinya tidak semudah menuliskan nama di kertas
ujian. Tapi mungkin saja akan sesulit berbagai macam rumus kalkulus di lembar
jawaban. Butuh proses belajar yang panjang dan tentunya pemahaman yang baik
untuk menyelesaikannya. Begitulah pengandaian sederhana yang saya pahami
tentang peradaban budaya ilmiah.
***
Nah. Ini salah satu
yang saya dapatkan di KPI, Persaudaraan. Sense
of belonging di organisasi mungkin tidak akan pudar, akan tetapi waktu yang
memaksa kita untuk meniggalkannya karena butuh generasi baru. Rasa persaudaraan
dan komunikasi yang baik akan tetap ada untuk orang-orang yang sudah merasakan
suka duka bersama di dalam organisasi. Saya percaya bahwa ketegangan dan perselisihan
paham saat rapat, marah dan ego saat saran di tolak, hingga rasa bahagia saat
acara berlangsung sukses itu adalah kemenangan kita dalam berorganisasi. Satu kalimat ampuh yang selalu keluar dari mulut mereka saat ada masalah itu adalah all is well.
Kalau foto ini,
ternyata masih terselip di notebook sampai saat ini. Ini adalah bagian yang
sangat sulit dilupakan selama di KPI. Menjadi sterring committee di kegiatan Inovasi 2013. Kegiatan yang sangat
kekurangan resources, iya baik
anggota yang aktif maupun dana. Harus meeting sama pengurus hingga larut malam,
tidak pulang kampung saat lebaran (tapi lebaran bersama KPIers J),
hingga sering nginap di sekretariat (kangen rumah hantu.. hehehe). Iya persiapannya
selama tiga bulan, dan dibayar dengan acara sukses selama tiga hari. Alhamdulillah..
***
Ah.. tapi kalau saat
ini KPI semakin sukses. Sangat berbeda dulu, saat kita mah apa atuh. Cuma organisasi
baru yang belum dikenal sama siapa-siapa, kita hanya generasi gorengan, teh gelas, dan mimpi. Belum menjadi generasi Kopi, Buku, dan Aksi... Asiik (y)
Bangga saat lewat di
pintu satu Unhas yang terpampang namanya adalah mereka Anak KPI lagi. Iya mereka
yang selalu dinobatkan sebagai pahlawan Universitas Hasanuddin. Semoga semakin
banyak Pahlawan-pahlawan Unhas yang lahir dari rahim KPI. Salam sukses untuk
KPIers selalu…
Lalu hubungan quotes pembuka diatas dengan KPIers apa?
Saya rasa KPIers bisa menjawab sendiri.
Makassar, 26 April 2016
No comments:
Post a Comment